Meski bukan termasuk dalam kalender lokal etnis tertentu, namun Kalender Hijriyah termasuk jenis kalender yang umum digunakan di Indonesia. Pasalnya Kalender Hijriyah digunakan oleh penganut agama Islam dan Indonesia adalah negara penganut agama Islam terbesar di dunia. Kalender HIjriyah dihitung berdasarkan sistem peredaran bulan yang dimulai 11. Mangsa Dastha (Padrawana) mulai 19 Apri (23 hari) 12. Mangsa Sada/Saya (Asuji) mulai 12 Mei (41 hari) Sedikit catatan: Siklus disebut juga Wara atau Wewaran. Selain itu ada tiga siklus yang sudah jarang atau bahkan tidak dipakai di Jawa, kecuali di Bali dan Tengger, Bromo seperti: 1. Siklus 2 harian (Dwiwara):Dalam kalender Jawa, setiap tanggal memiliki sifat tersendiri. Sifat tersebut dimulai dari tanggal 1 β 30 dalam perhitungan kalender Jawa. setiap tanggal dalam kalender Jawa juga mempunyai semacam βikonβ binatang, tumbuhan, atau benda tertentu yang dianggap sebagai wakil tiap tanggal. Untuk lebih jelasnya maka perhatikan penjelasan Malam satu suro bertepatan dengan tanggal 1 Muharram dalam kalender Islam. Dikutip dari laman kemendikbud.go.id, kalender Jawa pertama kali diterbitkan pada tahun 1940 oleh Raja Mataram Sultan Agung Hanyokrokusumo. Kalender Jawa sendiri berdasarkan penggabungan pada penanggalan hijriyah atau kalender Islam, kalender masehi, dan Hindu.
Neptu adalah angka perhitungan hari, pasaran, bulan, dan tahun dalam Kalender Jawa. Setiap hari, pasaran, bulan, dan tahun memiliki nilai yang berbeda-beda. Simak daftar neptu berikut ini. NEPTU HARI. Senin : 4 Selasa : 3 Rabu : 7 Kamis : 8 Jumat : 6 Sabtu : 9 Minggu : 5
Dalam kalender jawa ada tambahan waktu lagi yang disebut pasaran. Melainkan, dengan adanya weton kita bisa mengetahui karakter, sifat, rejeki dan kelemahannya seseorang. Weton bisa di artikan sebagai hari lahir seseorang dengan pasaran nya. tabel angka untuk mencari hari dan pasaran berbeda ya bela!karena pada hari kalender masehi mempunyai 7 csHd.