Di perbukitan Genting, ada kuil yang besar yang tinggi yang megah berdiri kokoh di kemiringin perbukitan di tengah hutan rimba. Lokasi kuil ini berada diantara stasiun utama kereta gantung dengan Genting sendiri. Dari kereta gantung yang melaju dengan kecepatan sedang, di bawah, terlihat sebuah kuil yang besar yang atapnya berwarna merah. Nama kuilnya adalah Chin Swee Temple. Saya melihat pagoda melihat pagoda yang tinggi di ini membuat ingatan saya melayang pada serial cina jaman baheula, Siluman Ular Putih. Saya bertanya-tanya apakah ada Pay Su Chen di sana, hahaha *ditoyooor. Baru kemudian saya ingat kalau Pay Su Chen ditawan di Menara Petir di Danau Sihu… p *ngga jelas banget ya saya, hahaha. Kuil Chin Swee Temple ini merupakan salah satu daftar tempat yang mau saya kunjungi di Malaysia. Karena selain memang menjadi tempat wisata yang terkenal, lokasinya juga satu area dengan Genting, hanya beda pemberhentian saja. Jadi sayang banget kalau ngga mampir di sini. Apalagi kita ngga perlu transportasi tambahan lagi karena tiketnya sama dengan tiket ke Puncak Genting. Setelah kami turun dari Puncak Genting, kami berhenti di halte pemberhentian Chin Swee Temple. Halte kereta gantung ini adalah jalan satu-satunya bagi pengunjung yang naik Gondola dari atau ke Genting. Dari sana kita musti berjalan lagi, turun ke Cun Swee temple yang berdiri cukup jauh di bawah sana. Untungnya untuk turun ke kuil tersebut tersedia eskalator. Jadi ngga capek lah. Kalau saya ngga salah hitung, jumlah eskalatornya ada 10 atau 11 tingkat. Pengunjung kuil ini cukup ramai, tapi sepertinya kebanyakan mereka datang langsung ke sini dengan bas siaran atau bus wisata. Karena sewaktu turun di halte atau stasiun kereta gantung, haltenya sepi. Begitu juga di eskalator, hanya bertemu beberapa orang yang naik dan turun dengan eskalator. Sementara di halaman kuil banyak bus wisata yang parkir. Area utama kuil ini berupa teras luas dengan lantai keramik warna merah atau orange tua. Dari teras ini kita bisa memandang area sekitar yang indah, perbukitan yang ijo royo dan dengan udara yang segar banget. Di tengah teras ini terdapat ruang sembahyang yang cukup besar. Saya sempat mendekat ke pintu ruang ibadah tersebut, melihat gimana cara ibadah mereka. Banyak juga yang datang untuk melihat ke ruang ibadah ini dan berfoto-foto serta memoto orang yang sedang ibadah. Saya juga ngga mau terlalu dekat-dekat juga karena ada orang yang sedang beribadah, nanti takutnya mereka merasa terganggu oleh pengunjung, kan ngga enak. Tapi sepertinya mereka santai aja ibadah di bawah cekrekan’ hape pengunjung, hahaha. Berarti mereka beribadah dengan khusyuk. Dan mungkin juga yang ibadah tersebut adalah wisatawan yang beragama Tri Dharma, jadi mereka wisata ziarah, wisata dan beribadah. Kuil Cun Swee Temple ini adalah rumah ibadah bagi pemeluk agama Tri Darma, yakni Budha, Konghuchu dan juga Tao. Kuil ini di dibangun oleh Mr Lim Goh Tong. Dia adalah pemilik Grup Genting Highland, jadi tidak heran di dalam area kuil ini terdapat patung Mr Lim Goh Tong dengan ukuran besar dan berwarna keemasan. Konon, sebenarnya di Kuil Goa Chin Swee ini juga mempunyai tempat ibadah dalam goa. Tapi saya ngga pergi ke dalam sana, jadi saya tidak tau seperti apa bentuknya. Tapi yang pasti pemandangan di sini indah banget. Dengan bangunan yang dibangun di kemiringan bukit yang terjal, menambah keindahan kuil ini. Apalagi kalau kabut tiba-tiba datang dan menutupi area kuil, pasti dramatis banget. *maklum, saya penyuka kabut gunung… 🙂 Saya sebenarnya mau naik loh ke Menara Petir Pay Su Chen pagoda bertingkat tersebut. Pasti pemandangan ke area kuil cakep banget. Tapi ngga pengen-pengen amat juga sih, jadi ketika adik dan sahabat saya ngga mau, saya jadinya juga malas malas. Naik ke menara petir ini bayar. Saya lupa persisnya berapa. Mungkin 2 RM kalau ngga salah. Saya salut dengan lokasi kuil ini yang dibangun di tanah perbukitan dengan kontur tanah yang sangat miring. Pembangunannya pasti menggunakan teknologi yang sangat tinggi supaya bangunan kuat dan tahan lama meskipun berada pada tebing-tebing bukit yang curam. Ini aja udah keren ya, gimana cara kuil-kuil yang terdapat di Tibet ya, yang sudah ada sejak kapan tau. Jadi tolong ajak saya halan-halan ke Tibet duunnks, saya ngga akan nolak, ciyuuuus… 😛 Setelah selesai mengeksplore kuil Cun Swee Temple kami kembali ke terminal pemberhentian kereta gantung. Naik eskalator lagi. Untuk masuk lagi ke dalam terminal, gunakan lagi tiket yang sama dengan tiket keluar tadi. Jadi tiket naik atau turun Genting jangan sampai hilang ya. Karena kalau sampai hilang, harus membeli tiket yang baru lagi. Sayang duitnya.. 😛 Diambil dari halte kereta gantung Chin Swee Temple Korior turun naik pengunjung dari halte menuju kuil Menara Petir Pay Su Chen, hehehe
Setengahperjalanan antara Genting Highlands Premium Outlets dan SkyAvenue (atau sebaliknya), Anda bisa datang ke Kuil Chin Swee yang sudah menarik perhatian dari kejauhan dengan pagoda 9 tingkatnya. Kuil ini didirikan oleh pendiri Genting Highlands itu sendiri, yaitu Lim Goh Tong, sebagai penghormatan terhadap Chin Swee seorang pendeta Buddha
Di perbukitan Genting, suka-suka kuil nan besar yang janjang nan habis-habisan berdiri kokoh di kemiringin perbukitan di tengah hutan rimba. Lokasi kuil ini berada diantara stasiun utama kereta gantung dengan Rigai sendiri. Terbit kereta gantung nan luncur dengan kecepatan menengah, di bawah, kelihatan sebuah kuil yang besar yang atapnya bercat merah. Nama kuilnya adalah Chin Swee Temple. Saya melihat pagoda melihat pagoda yang tinggi di ini mewujudkan ingatan saya berleleran pada serial cina jaman baheula, Siluman Dumung Putih. Saya bertanya-cak bertanya apakah ada Pay Su Chen di sana, hahaha *ditoyooor. Yunior kemudian saya ingat sekiranya Pay Su Chen ditawan di Para-para Petir di Danau Sihu… p *ngga jelas banget ya saya, hahaha. Kuil Chin Swee Temple ini merupakan pelecok suatu daftar palagan nan kepingin saya kunjungi di Malaysia. Karena selain memang menjadi tempat tamasya yang naik daun, lokasinya juga satu provinsi dengan Ampai, hanya cedera pemberhentian tetapi. Jadi cak acap banget jikalau ngga mampir di sini. Lebih-lebih kita ngga teradat transportasi pelengkap lagi karena tiketnya sama dengan karcis ke Puncak Rigai. Pasca- kami turun berpangkal Puncak Genting, kami cak jongkok di halte pemberhentian Chin Swee Temple. Perhentian kereta sampir ini adalah jalan suatu-satunya bagi peziarah nan naik Gondola berpangkal atau ke Langsing. Dari sana kita musti bepergian pun, jebluk ke Cun Swee temple yang agak gelap cukup jauh di dasar sana. Untungnya untuk runtuh ke kuil tersebut tersuguh eskalator. Jadi ngga capek lah. Takdirnya saya ngga salah hitung, jumlah eskalatornya cak semau 10 atau 11 tingkat. Pengunjung kuil ini patut gegap-gempita, tapi sepertinya rata-rata mereka datang langsung ke sini dengan bas siaran atau bus wisata. Karena sewaktu runtuh di halte alias stasiun kereta gantung, haltenya sepi. Begitu juga di eskalator, hanya berlawan sejumlah orang yang panjat dan turun dengan eskalator. Sementara di jerambah kuil banyak bus pelancongan yang parkir. Area penting kuil ini konkret teras luas dengan lantai keramik warna merah ataupun orange wreda. Berusul teras ini kita dapat memandang kewedanan seputar nan indah, perbukitan nan ijo royo dan dengan udara yang segar banget. Di paruh teras ini terdapat ruang sembahyang yang cukup ki akbar. Saya sempat mendekat ke ki ruang ibadah tersebut, melihat gimana mandu ibadah mereka. Banyak pun yang datang bikin melihat ke ruang ibadah ini dan berfoto-foto serta memoto orang yang sedang ibadah. Saya pula ngga mau sesak dekat-dekat juga karena ada orang yang sedang beribadah, nanti takutnya mereka merasa terganggu oleh pengunjung, cerek ngga enak. Tapi sepertinya mereka santai aja ibadah di bawah cekrekan’ hape pengunjung, hahaha. Berarti mereka beribadah dengan khusyuk. Dan mungkin pula yang ibadah tersebut adalah wisatawan yang beragama Tri Dharma, jadi mereka wisata ziarah, wisata dan beribadah. Kuil Cun Swee Temple ini adalah rumah ibadah bagi pemeluk agama Tri Darma, yakni Budha, Konghuchu dan juga Tao. Kuil ini di dibangun oleh Mr Lim Goh Tong. Dia adalah pemilik Grup Genting Highland, kaprikornus tak heran di internal area kuil ini terletak reca Mr Lim Goh Tong dengan matra besar dan berwarna keemasan. Konon, sebenarnya di Kuil Goa Chin Swee ini juga punya tempat ibadah dalam goa. Tapi saya ngga menghindari ke dalam sana, jadi saya tidak tau seperti apa bentuknya. Tapi nan pasti pemandangan di sini indah banget. Dengan bangunan yang dibangun di kemiringan bukit yang terjal, membukit keindahan kuil ini. Lebih-lebih takdirnya kabut tiba-tiba cak bertengger dan menutupi provinsi kuil, karuan dramatis banget. *maklum, saya penyuka kabut giri… 🙂 Saya sebenarnya cak hendak mendaki loh ke Menara Petir Pay Su Chen pagoda bersusun tersebut. Pasti pemandangan ke distrik kuil cakep banget. Tapi ngga pengen-pengen amat juga sih, jadi ketika adik dan sahabat saya ngga cak hendak, saya jadinya juga berat pinggul malas. Naik ke menara petir ini bayar. Saya pangling persisnya berapa. Bisa jadi 2 RM kalau ngga salah. Saya salut dengan lokasi kuil ini yang dibangun di tanah perbukitan dengan garis bentuk tanah yang sangat balik. Pembangunannya pasti menggunakan teknologi yang dahulu tinggi supaya bangunan kuat dan tahan lama meskipun berharta pada gisik-rubing giri nan curam. Ini aja udah keren ya, gimana cara kuil-kuil nan terdapat di Tibet ya, yang telah ada sejak kapan tau. Makara tolong ajak saya halan-halan ke Tibet duunnks, saya ngga akan nolak, ciyuuuus… 😛 Setelah selesai mengeksplore kuil Cun Swee Temple kami kembali ke terminal pemberhentian kereta gantung. Panjat eskalator kembali. Bikin masuk lagi ke privat setopan, gunakan lagi tiket yang begitu juga tiket keluar tadi. Jadi karcis naik ataupun jebluk Genting jangan sampai hilang ya. Karena kalau sampai hilang, harus membeli tiket yang baru lagi. Sayang duitnya.. 😛 Diambil dari setopan kereta gantung Chin Swee Temple Korior tunggang-tungging pengunjung dari halte berkiblat kuil Menara Petir Pay Su Chen, hehehe
l1psC. u5hlu3fin5.pages.dev/91u5hlu3fin5.pages.dev/172u5hlu3fin5.pages.dev/95u5hlu3fin5.pages.dev/459u5hlu3fin5.pages.dev/35u5hlu3fin5.pages.dev/531u5hlu3fin5.pages.dev/83u5hlu3fin5.pages.dev/80
cara ke kuil chin swee genting