Mengapa Allah menciptakan manusia padahal manusia tidak pernah meminta untuk diciptakan? Mengapa manusia harus tercipta sehingga menanggung berbagai penderitaan dalam hidup? Bukankah lebih baik manusia tak tercipta sehingga tak harus merasakan kesengsaraan? Pertanyaan semacam ini kerap muncul di benak sebagian orang yang mengalami berbagai kesulitan dalam hidup. Meskipun pertanyaan ini sederhana tapi akan memerlukan jawaban yang agak panjang. Kali ini kita akan membahas pertanyaan semacam ini secara agak detail dengan berpedoman pada firman Allah sendiri dan sabda Rasulullah Muhammad ﷺ. Sebagai pendahuluan, harus diketahui bahwa sebenarnya dalam Al-Qur’an kita diajari untuk tidak menanyakan tentang perbuatan Allah kenapa begini dan kenapa begitu, tetapi harusnya kita sibuk mempertanyakan tindakan kita sendiri, apakah sudah tepat atau belum. Allah berfirman لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ “Allah tak bisa ditanya tentang apa yang diperbuatnya, merekalah yang dimintai pertanggungjawaban.” QS. Al-Anbiya’ 23 Tindakan Allah sebagai Tuhan yang memiliki semesta alam adalah mutlak dan tak perlu persetujuan siapa pun. Bila mau dibuat perbandingan, kita sebagai manusia terbiasa memelihara hewan ternak, mengembangbiakkannya lalu menyembelihnya sebagai makanan tanpa merasa bersalah sedikit pun sebab merasa berhak melakukannya. Padahal, kuasa kita pada hewan ternak itu amatlah sedikit sebab bukan kita yang memberi dan menjamin kehidupan hewan itu tetapi semuanya dilakukan hanya oleh Allah. Namun anehnya manusia kerap kali merasa begitu spesial sehingga seolah Tuhan sekalipun harus meminta persetujuannya padahal dirinya sendiri adalah seutuhnya mutlak milik Tuhan sehingga Tuhan berhak melakukan apa pun terhadap dirinya. Kekuasaan mutlak Allah untuk melakukan apa pun sesuai kehendak-Nya disebutkan dalam Al-Qur’an berkali-kali dengan berbagai redaksi. Salah satunya adalah sebagai berikut إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ “Sesungguhnya Tuhanmu Maha-Melakukan apa yang Ia kehendaki.” QS Hud 107 Kekuasaan Allah untuk melakukan apa pun tanpa meminta persetujuan siapa pun dan tak bisa ditentang siapa pun adalah bukti kesempurnaan-Nya. Bila Allah masih bisa dimintai pertanggung-jawaban, masih bisa ditanya kenapa dan mengapa, masih butuh persetujuan pihak lain atau perlu bermusyawarah tentang apa yang perlu dilakukan dan apa yang tidak, maka itu berarti Allah tak sempurna dan karena itu bukan Tuhan. Ketuhanan Allah yang tak diragukan lagi dan Kemahasempurnaan yang dimiliki-Nya menjamin Allah bebas dari semua itu dan bebas melakukan apa pun. Karena itulah, ayat-ayat yang berbicara mengenai penciptaan hampir selalu diikuti dengan pernyataan “apa yang dikehendaki Allah” sebagai isyarat kebebasan kehendak Allah. Perhatikan ayat-ayat berikut وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ سُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ "Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha-Suci Allah dan Maha-Tinggi dari apa yang mereka persekutukan dengan Dia." QS. Al-Qashash 68 اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ “Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan kamu sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan kamu sesudah kuat itu lemah kembali dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha-Mengetahui lagi Maha-Kuasa.” QS. Ar-Rum 54. Penjelasan tentang kebebasan Tuhan untuk melakukan apa pun yang Ia kehendaki di atas adalah kaidah pokok dalam pembahasan perbuatan Allah. Kebebasan mutlak ini dikenal sebagai sifat irâdah yang merupakan salah satu dari sekian banyak sifat yang pasti dimiliki oleh sosok Tuhan yang benar. Keberadaan sifat irâdah ini berkonsekuensi pada peniadaan adanya keharusan, larangan, dan intervensi apa pun terhadap tindakan Tuhan sehingga tindakan-Nya tak bisa ditanya mengapa? Namun demikian, kita beruntung sebab ternyata Allah mau memberikan informasi tentang tujuan penciptaan manusia agar pertanyaan di benak kita hilang. Tujuan tersebut adalah 1. Sebagai pengurus khalifah bagi planet bumi, sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌۭ فِى ٱلْأَرْضِ خَلِيفَةًۭ "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". QS. Al-Baqarah 30 2. Untuk menyembah Allah sebagaimana dalam firman Allah وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” QS. Al-Dzariyat 56 Mengomentari ayat tersebut, Imam Ibnu Katsir menjelaskan tafsir ayat itu adalah إِنَّمَا خَلَقْتُهُمْ لِآمُرَهُمْ بِعِبَادَتِي، لَا لِاحْتِيَاجِي إِلَيْهِمْ ... وَمَعْنَى الْآيَةِ أَنَّهُ تَعَالَى خَلَقَ الْعِبَادَ لِيَعْبُدُوهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، فَمَنْ أَطَاعَهُ جَازَاهُ أَتَمَّ الْجَزَاءِ، وَمِنْ عَصَاهُ عَذَّبَهُ أَشَدَّ الْعَذَابِ “Sesungguhnya Aku menciptakan mereka hanyalah supaya Aku memerintah mereka menyembahku, bukan karena Aku butuh terhadap mereka. ... Makna ayat itu adalah bahwa Allah menciptakan manusia supaya menyembah Dia saja, tak menyekutukan dengan yang lain. Siapa yang taat pada Allah, maka Allah akan membalasnya dengan balasan yang sempurna. Siapa yang bermaksiat pada-Nya, Allah akan menyiksanya dengan parah.” Ibnu Katsir, Tafsîr Ibnu Katsîr, VII, 425 3. Supaya manusia tahu kemahakuasaan Allah, sebagaimana firman Allah اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا “Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha-Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. QS at-Thalaq 12 4. Sebagai bukti kelayakan untuk ditempatkan di tempat mana di akhirat. Akhirat mempunyai dua tempat yang bertolak belakang, yakni surga dan neraka. Allah bisa saja langsung menciptakan manusia untuk seketika ditempatkan di keduanya tanpa alasan apa pun, tetapi Allah tak melakukannya. Allah memilih membuat manusia hidup di dunia terlebih dahulu untuk melihat sendiri amal perbuatannya sehingga layak di tempat mana. Allah berfirman وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ لِيَجْزِيَ الَّذِينَ أَسَاءُوا بِمَا عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَى “Kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan bumi, agar Ia membalas orang-orang yang berbuat buruk sebab apa yang mereka kerjakan dan membalas orang-orang yang berbuat baik dengan kebaikan.” QS. An-Najm 31 Dari kemenangan dan kesabaran menghadapi berbagai kesusahan itulah kita dapat membuktikan “kelayakan” kita untuk menjadi penghuni surga. Meskipun sebenarnya amal perbuatan manusia tak cukup untuk menebus surga yang begitu sempurna, namun kemurahan Allah membuat kita tahu bahwa melakukan amal kebaikan, bersyukur terhadap nikmat dan bersabar terhadap musibah adalah hal yang dapat membuat kita mendapat balasan surga. Itulah di antara alasan yang dinyatakan secara eksplisit dari Al-Qur’an tentang kenapa Allah menciptakan manusia. Dari informasi itu, kita jadi tahu tujuan hidup di dunia ini untuk apa dan seharusnya kita fokus untuk memenuhinya dan tak ada opsi lain bagi manusia. Adapun segala kesusahan dan kesulitan yang menimpa manusia sebagai konsekuensi dari hidup, itu tak lepas dari hikmah yang besar. Setiap sakit, bahkan sekecil apa pun, akan diganti dengan pengampunan dosa dan pahala. Rasulullah bersabda مَا يُصِيبُ المُسْلِمَ، مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ، وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ، حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا، إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ “Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan keletihan, kehawatiran dan kesedihan, dan tidak juga gangguan dan kesusahan bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya." HR. Bukhari مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ، فَمَا سِوَاهُ إِلَّا حَطَّ اللهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ، كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا “Tak seorang pun muslim yang tertimpa kesusahan berupa sakit atau lainnya, kecuali Allah menggugurkan kesalahannya sebab hal itu seperti halnya pohon yang menggugurkan daunnya.” HR Muslim Dengan demikian kita tahu bahwa segala yang terjadi pada diri seorang muslim itu sejatinya adalah jalan baginya menuju surga. Susah dan bahagia seluruhnya dapat menjadi sebab mendapat surga bila ia tahu caranya. Rasulullah bersabda عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ، صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ “Sungguh mengagumkan perkara seorang mukmin bahwa segala situasinya adalah kebaikan baginya. Itu tak terjadi kecuali bagi seorang mukmin. Bila ia mendapat kebahagiaan, ia bersyukur sehingga menjadi kebaikan baginya. Bila ia mendapat kesusahan, ia bersabar sehingga menjadi kebaikan baginya.” HR. Muslim Dengan menyadari kenyataan ini, maka bersyukurlah kita sudah tercipta di dunia. Bila kita tak tercipta, maka tak mungkin kita mendapat potensi untuk kekal di surga. Bertahun-tahun kesengsaraan di dunia tak ada apa-apanya bila itu diganjar dengan sebuah kebahagiaan yang abadi. Semoga ulasan ini bermanfaat. Ustadz Abdul Wahab Ahmad, Wakil Katib PCNU Jember dan Peneliti Bidang Aqidah di Aswaja NU Center Jawa Timur
Adapenelitian bahwa salat tahajud dapat meningkatkan kesehatan, baik fisik maupun mental seseorang. Kemudian ada penelitian lagi tentang berbagai manfaat dalam gerakan-gerakan salat, dan lain sebagainya. Belakangan ini, banyak kita dengar berita tentang klaim sebagian pihak yang telah menemukan manfaat ibadah-ibadah agama Islam bagi kesehatan
Agama adalah suatu keyakinan atau kepercayaan dalam sebuah Tuhan atau kekuatan yang lebih tinggi. Di seluruh dunia, ada berbagai agama yang diikuti oleh masyarakat. Namun, di tengah keberagaman ini, ada seringkali pertanyaan mengapa Allah menciptakan banyak agama?Islam, sebagai agama utama dunia, memiliki pandangan yang kuat tentang topik ini. Dalam artikel ini, kita akan membahas mengapa Allah menciptakan banyak agama dan bagaimana pandangan Islam tentang hal itu Agama?Source adalah suatu keyakinan atau kepercayaan dalam sebuah Tuhan atau kekuatan yang lebih tinggi. Ada berbagai agama yang diikuti oleh masyarakat, seperti Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan banyak lagi. Setiap agama memiliki ajaran, praktik, dan ritual yang Allah menciptakan banyak agama? Pertanyaan ini seringkali muncul ketika kita melihat keberagaman agama di dunia. Namun, menurut pandangan Islam, Allah menciptakan banyak agama karena Dia memberikan kebebasan berpikir dan kehendak bebas kepada memberikan kebebasan berpikir dan kehendak bebas kepada manusia agar manusia dapat memilih jalan hidup mereka sendiri. Allah menciptakan manusia dengan potensi untuk melakukan kebaikan dan keburukan. Dalam Al-Quran, Allah berfirman“Dan Demi jiwa dan yang membentuknya, dan menyempurnakannya dengan menanamkan kepadanya kesadaran atas apa yang baik dan apa yang buruk, maka Kami benar-benar telah memberikan kepadanya kecenderungan kepada kedua keadaan itu. Maka bertakwalah akan Tuhan yang telah menciptakan jiwa itu.” QS. Asy-Syams 7-10Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa Dia memberikan kepadamu pilihan antara kebaikan dan keburukan, dan memberikan kemampuan pada dirimu untuk memilih jalan yang menurutmu Pandangan Islam tentang Berbagai Agama?Source ada banyak agama yang berbeda, pandangan Islam tentang agama adalah bahwa semua agama mempunyai akar yang sama. Islam mengakui bahwa agama-agama lain yang benar-benar diikuti oleh orang-orang yang mengamalkannya dengan benar, berasal dari Allah dan merupakan jalan Al-Quran, Allah berfirman“Sesungguhnya orang-orang yang beriman kepada Allah dan orang-orang Yahudi, Nasrani, dan Sabiin; siapa saja di antara mereka yang beriman kepada Allah dan hari kemudian dan beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.” QS. Al-Baqarah 62Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa semua agama yang mengajarkan kebenaran dan kebaikan akan diterima di sisi-Nya. Sebagai umat Islam, kita harus menghormati agama lain dan berusaha untuk hidup berdampingan dengan Penting untuk Memilih Agama yang Benar?Source memilih agama yang benar? Menurut Islam, memilih agama yang benar sangat penting karena agama adalah jalan hidup yang menentukan arah kehidupan kita dan akhirat kita. Dalam Al-Quran, Allah berfirman“Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam.” QS. Ali Imran 19Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa agama yang diridhoi di sisi-Nya hanyalah Islam. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap manusia untuk memilih agama yang benar dan mengamalkannya dengan agama yang benar juga bisa membawa kebahagiaan dan ketenangan dalam hidup kita. Islam mengajarkan bahwa dengan mengikuti ajaran yang benar, kita akan mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan dalam hidup kita di dunia dan Mengetahui Agama yang Benar?Source kita bisa mengetahui agama yang benar? Menurut Islam, agama yang benar adalah agama yang diajarkan oleh Allah melalui para nabi dan rasul-Nya. Agama yang benar juga harus sesuai dengan akal sehat dan Al-Quran, Allah berfirman“Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul pun sebelum engkau Muhammad melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku.” QS. Anbiya 25Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa setiap nabi dan rasul yang diutus-Nya, termasuk Nabi Muhammad, diajarkan untuk menyembah hanya Allah, dan hanya Allah-lah yang mempunyai hak untuk yang benar juga harus sesuai dengan akal sehat dan logika. Allah memberikan akal sehat kepada manusia untuk dapat membedakan kebenaran dan kebatilan. Dalam Al-Quran, Allah berfirman“Dan Kami telah memberikan kepadamu manusia pendengaran, penglihatan, dan hati, tetapi jarang sekali kamu bersyukur.” QS. Al-Isra 36Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa ia telah memberikan akal sehat, kemampuan melihat, mendengar, dan merasakan kepada manusia. Oleh karena itu, agama yang benar harus sesuai dengan akal sehat dan jika Seseorang Tidak Mengenal Agama?Source jika seseorang tidak mengenal agama? Menurut Islam, setiap orang yang belum mengenal agama akan diuji oleh Allah. Dalam Al-Quran, Allah berfirman“Dan Kami tidak membiarkan seseorang berada dalam kesesatan, setelah mereka diberi petunjuk, kecuali Kami membericoba mereka selain kebenaran dan kebaikan. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahateliti terhadap hamba-hamba-Nya.” QS. At-Taubah 115Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa setiap orang yang belum mengenal agama akan diuji oleh Allah dan diberikan kesempatan untuk memilih jalan hidup yang benar. Allah juga akan memberikan petunjuk dan bimbingan kepada orang-orang yang mencari kebenaran dan adalah suatu keyakinan atau kepercayaan dalam sebuah Tuhan atau kekuatan yang lebih tinggi. Ada berbagai agama yang diikuti oleh masyarakat di seluruh dunia. Mengapa Allah menciptakan banyak agama? Menurut Islam, Allah memberikan kebebasan berpikir dan kehendak bebas kepada manusia agar manusia dapat memilih jalan hidup mereka ada banyak agama yang berbeda, pandangan Islam tentang agama adalah bahwa semua agama mempunyai akar yang sama. Islam mengajarkan bahwa agama yang benar adalah agama yang diajarkan oleh Allah melalui para nabi dan rasul-Nya. Agama yang benar juga harus sesuai dengan akal sehat dan agama yang benar sangat penting karena agama adalah jalan hidup yang menentukan arah kehidupan kita dan akhirat kita. Namun, Allah memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk memilih jalan hidup yang benar. Kita harus memperjuangkan kebenaran dan kebaikan dalam hidup kita, dan menghormati agama dan keyakinan orang lain.“Dan Demi jiwa dan yang membentuknya, dan menyempurnakannya dengan menanamkan kepadanya kesadaran atas apa yang baik dan apa yang buruk, maka Kami benar-benar telah memberikan kepadanya kecenderungan kepada kedua keadaan itu. Maka bertakwalah akan Tuhan yang telah menciptakan jiwa itu.” QS. Asy-Syams 7-10Related video of Kenapa Allah Menciptakan Banyak Agama Pandangan Islam
Dalamartikel ini, kita akan membahas apakah benar semua agama sama. Bapak MZ yang Budiman, Terima kasih banyak atas surat Bapak MZ. Kami senang mendengar pemahaman dan pendapat Bapak serta menghargai usaha Bapak untuk membuat satu kesimpulan "Semua agama sama" yang cukup memuaskan. Sebelumnya kami minta maaf, tetapi berdasarkan ajaran yang
Ilustrasi mengapa Allah menciptakan manusia di dunia. Foto PexelsManusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna. Berbeda dengan makhluk lainnya, manusia memiliki fisik yang indah dan dibekali ilmu, akal, serta kemauan. Lantas, apa sebenarnya tujuan Allah menciptakan manusia?Mengutip buku Agama Manusia & Tuhan dalam Perspektif Al-Quran terbitan Deepublish, Allah SWT tidak pernah menciptakan sesuatu tanpa ada manfaatnya. Segala yang diciptakan tidak ada yang sia-sia, termasuk manusia. Dalam surat Al-Anbiya ayat 16, Allah berfirmanوَمَا خَلَقْنَا السَّمَاۤءَ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لٰعِبِيْنَArtinya “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan segala apa yang ada di antara keduanya dengan main-main.” QS. Al-Anbiya16Untuk mengetahui apa saja alasan mengapa Allah menciptakan manusia di dunia, simak penjelasan lengkapnya dalam ulasan berikut Mengapa Allah Menciptakan Manusia Menurut Al-QuranIlustrasi alasan mengapa Allah menciptakan manusia menurut Al-Quran. Foto PexelsDihimpun dari Jurnal Ta’dib Tujuan Penciptaan Manusia dan Nilai Edukasinya karya Inong Satriadi, alasan mengapa Alah menciptakan manusia sebenarnya sudah banyak dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Quran. Berikut adalah beberapa alasan yang Untuk beribadah kepada-NyaAlasan paling utama mengapa Allah menciptakan manusia adalah agar mereka beribadah dan bertakwa kepada-Nya. Hal ini dapat dikatakan sebagai hak Allah yang harus dipenuhi oleh manusia. Dalil terkait alasan penciptaan manusia untuk beribadah tercantum dalam beberapa ayat Al-Quran, salah satunya adalah sebagai خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِArtinya “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” QS. Az-Zariyat562. Untuk menjadi khalifah di muka bumiSelain untuk beribadah, Allah juga menciptakan manusia dengan tujuan menjadikannya khalifah atau pengurus bumi. Dengan kekuatan akal dimiliki, manusia diharapkan mampu mengatur dan mengendalikan alam secara umum, baik di darat, laut, maupun udara, serta sumber daya dan makhluk hidup lain yang ada di muka bumi. Penjelasan terkait alasan ini terdapat dalam Al-Quran surat Al-Anam ayat 165 yang berbunyi sebagai الَّذِيْ جَعَلَكُمْ خَلٰۤىِٕفَ الْاَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجٰتٍ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْۗ اِنَّ رَبَّكَ سَرِيْعُ الْعِقَابِۖ وَاِنَّهٗ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ࣖArtinya “Dan Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi dan Dia mengangkat derajat sebagian kamu di atas yang lain, untuk mengujimu atas karunia yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat memberi hukuman dan sungguh, Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang.” QS. Al-Anam165 mengemban amanahAlasan lain mengapa Allah menciptakan manusia adalah untuk mengemban amanah di dunia. Amanah yang dimaksud dalam hal ini dapat diumpamakan sebagai ujian dan tanggung jawab selama menjadi khalifah di muka bumi sebagaimana termaktub dalam ayat عَرَضْنَا الْاَمَانَةَ عَلَى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَالْجِبَالِ فَاَبَيْنَ اَنْ يَّحْمِلْنَهَا وَاَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْاِنْسَانُۗ اِنَّهٗ كَانَ ظَلُوْمًا جَهُوْلًاۙArtinya “Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya berat, lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh.” QS. Al-Ahzab724. Agar mereka mengetahui kekuasaan-NyaAlasan lain mengapa manusia diciptakan oleh Allah adalah agar mereka mengetahui kekuasaan-Nya. Allah SWT ingin menunjukkan bahwa seluruh alam semesta, termasuk bumi, tata surya, dan seisinya terbentuk atas kehendak-Nya. Hal ini dijelaskan lebih lanjut dalam Al-Quran surat at-Thalaq ayat 12 yang berbunyi sebagai berikutاَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ وَّمِنَ الْاَرْضِ مِثْلَهُنَّۗ يَتَنَزَّلُ الْاَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ەۙ وَّاَنَّ اللّٰهَ قَدْ اَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا ࣖArtinya “Allah yang menciptakan tujuh langit dan dari penciptaan bumi juga serupa. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, dan ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.” QS. At-Thalaq12Apa kesempurnaan yang dimiliki manusia dibanding makhluk lain?Apa tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi?Apa surat yang menjelaskan tujuan manusia diciptakan?
Karenadasar utama dari agama ini adalah penyerahan secara total untuk Tuhan semesta alam. Kami katakan kepada anda: secara dzahir, bahwa pada saat itu belum ada waktu yang panjang antara pnciptaan Adam dan Hawa sebagaimana yang anda tuduhkan. Dan Allah telah menciptakan Hawa untuk Adam, sebelum Adam tinggal di surga.